Target utama kebijakan ini adalah individu maupun lembaga dari negara yang dinilai AS memberlakukan sistem pajak yang tidak adil.
"Kami melihat kebijakan ini berpotensi menggeser perang dagang menjadi perang modal, jika benar-benar dijalankan oleh pemerintah AS," ujar Analis Deutsche Bank, George Saravelos, dilansir dari laman Investing, Jumat (30/5/2025).
Di sisi lain, menurut estimasi Congressional Budget Office (CBO) pajak profresif dari investor berpotensi mengumpulkan pendapatan negara hingga USD116 miliar dalam waktu 10 tahun, apabila disahkan oleh Senat.
Namun, sejumlah analis memperingatkan dampak jangka pendek yang mungkin terjadi.