Namun demikian, inflasi inti (yang tidak termasuk komponen pangan dan energi) melandai di level 4,3 persen (YoY), dari sebelumnya 4,7 persen (YoY). Sementara inflasi inti bulanan juga meningkat 0,3 persen dari 0,2 persen.
"Data ini dapat membuat bank sentral berpikir keras untuk memahami mengapa inflasi inti cenderung lebih rendah," kata Ekonom Annex Wealth Management Brian Jacobsen, dilansir Reuters, Rabu (13/9/2023).
Setelah rilis inflasi muncul, fokus pelaku pasar modal AS bakal bergeser menantikan pertemuan rapat dewan Federal Reserve pada 19-20 September 2023 mendatang.
Angka inflasi ini dapat membangkitkan kekhawatiran baru bahwa The Fed masih akan mengerek suku bunga satu kali pada akhir tahun ini. Suku bunga tinggi bakal mengganggu psikologis investor terhadap aset berisiko seperti saham dan komoditas.
(RNA)