Sentimen ekonomi datang dari revisi data tenaga kerja AS. Biro Statistik Tenaga Kerja memperkirakan jumlah pekerjaan periode April 2024–Maret 2025 lebih rendah 911.000 dibanding estimasi sebelumnya.
Revisi besar ini memunculkan dugaan perlambatan pasar tenaga kerja sudah terjadi sebelum penerapan tarif impor besar-besaran oleh Presiden Donald Trump.
Sementara itu, harga minyak dunia naik seiring meningkatnya ketegangan geopolitik. Israel dikabarkan menyerang pimpinan senior Hamas di Doha, Qatar, yang memicu protes keras dari pemerintah Qatar.
Harga minyak Brent ditutup naik 0,8 persen ke USD66,56 per barel, dan WTI AS menguat 0,8 persen ke USD62,78 per barel.
(kunthi fahmar sandy)