sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Ditutup Menguat Setelah Tertekan Sepanjang Pekan Ini

Market news editor Febrina Ratna
10/08/2024 07:52 WIB
Wall Street akhirnya menguat di penutupan perdagangan Jumat (9/8/2024). Indeks utama Bursa Amerika Serikat (AS) itu sempat bergerak liar dalam sepekan.
Wall Street Ditutup Menguat Setelah Tertekan Sepanjang Pekan Ini. (Foto: MNC Media)
Wall Street Ditutup Menguat Setelah Tertekan Sepanjang Pekan Ini. (Foto: MNC Media)

Di sisi lain, kekhawatiran tentang melambatnya ekonomi AS membebani pasar modal. Serangkaian laporan yang lebih lemah dari yang diharapkan menimbulkan pertanyaan tentang apakah Federal Reserve (The Fed) telah mempertahankan suku bunga pada tingkat yang terlalu tinggi dari level yang menekan ekonomi terlalu lama untuk mengalahkan inflasi.

"Sekarang tampaknya adalah memaksa Fed untuk memangkas suku bunga secara besar-besaran," kata ahli strategi Bank of America Michael Hartnett dalam laporan BofA Global Research seperti dilansir dari AP, Sabtu (10/8/2024).

Sebuah laporan Jumat lalu yang menunjukkan perekrutan yang jauh lebih lemah oleh para pengusaha AS daripada yang diharapkan adalah titik terendah.

Kekhawatiran seperti itu menyeret imbal hasil Treasury lebih rendah di pasar obligasi, dan turun lagi pada hari Jumat. Imbal hasil anjlok karena investor mencari tempat yang lebih aman untuk menyimpan uang mereka dan karena ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga yang lebih dalam dari Fed meningkat.

Imbal hasil obligasi Treasury 10 tahun turun menjadi 3,94 persen dari 3,99 persen pada Kamis malam.

Namun, yang pasti meskipun ekonomi AS melambat, ekonomi AS tidak sedang dalam resesi. Dan banyak ekonom masih melihat resesi sebagai hal yang tidak mungkin terjadi.

Faktor ketiga yang membuat pasar berputar-putar baru-baru ini yaitu meningkatnya skeptisisme tentang serbuan Wall Street ke teknologi kecerdasan buatan, dan seberapa besar pertumbuhan laba yang akan dihasilkannya.

Kegilaan seputar AI memungkinkan segelintir saham Big Tech mendorong S&P 500 ke puluhan titik tertinggi sepanjang masa tahun ini, bahkan ketika suku bunga tinggi membebani area pasar lainnya. Namun kelompok saham yang dikenal sebagai “Magnificent Seven” kehilangan momentum terakhir bulan lalu di tengah kritik, investor terbawa suasana dan mematok harga terlalu tinggi.

(Febrina Ratna)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement