IDXChannel - Tiga indeks Wall Street ditutup memerah pada Jumat (23/9/2022) waktu setempat. Sentimen kebijakan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve (The Fed) menjadi aktor utama yang menghadirkan aksi jual di pasar.
Kebijakan hawkish The Fed dikhawatirkan mendorong ekonomi AS masuk dalam jurang resesi.
Dow Jones Industrial Average ditutup turun 1,62%, menjadi 29.590,41, S&P 500 kehilangan 64,76 poin, atau 1,72%, menjadi 3.693,23, dan Nasdaq Composite anjlok 1,80% menjadi 10.867,93.
Semua 11 sektor utama S&P turun, dipimpin oleh penurunan 6,8% pada saham energi. Sektor minyak dan gas juga terpukul oleh penurunan harga minyak mentah, yang merosot sebagai tanggapan atas kekhawatiran resesi dan kenaikan dolar AS.
Selama sepekan, ketiga indeks mengalami penurunan mingguan yang berat. Nasdaq turun 5,03%, S&P tertekan 4,77%, dan Dow 4% lebih rendah.
Bank sentral AS The Fed mengerek suku bunga acuan sebesar 75 basis poin di kisaran 3,00% - 3,25% pada Rabu (21/9/2022). Analis menilai tujuan 'mulia' Fed untuk memerangi inflasi dapat memicu tekanan jual di pasar saham.
The Fed sebelumnya memproyeksikan suku bunga berada di level 4,6% pada 2023.
"Ada beberapa orang optimistis di luar sana yang mengatakan bahwa inflasi mungkin terkendali tetapi The Fed secara efektif menyuruh mereka untuk duduk dan diam," kata VP TradeStation Group, David Russell, dilansir Reuters, Sabtu (24/9/2022).
Kekhawatiran terhadap resesi juga semakin mengemuka lantaran proyeksi Fed bahwa hal itu diperlukan demi membuat inflasi sesuai target di kisaran 2%.
"Ini menjadi skenario dasar bahwa ekonomi ini akan mengalami hard landing, dan itu adalah sentimen yang mengerikan bagi saham AS," tandas Ed Moya, analis pasar senior di OANDA. (NIA)