Laporan NFP periode Januari bakal diantisipasi sebagai tolak ukur utama bagi pelaku pasar untuk menilai apakah pasar tenaga kerja masih solid meskipun beban suku bunga tinggi.
Angka NFP yang lebih kuat dari perkiraan dapat memicu kekhawatiran inflasi lebih lanjut, sekaligus menghambat harapan penurunan suku bunga yang lebih cepat.
Melansir Investing, Sabtu (1/2/2025) Fed sebelumnya telah memutuskan untuk menahan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR) di level 4,25 persen - 4,5 persen.
Bank sentral AS itu menegaskan ekonomi AS tetap kuat, dengan inflasi masih bertahan di atas target 2 persen. Dalam situasi ini, data ketenagakerjaan yang akan datang menjadi krusial dalam menentukan langkah kebijakan moneter ke depan.
"Jika kita melihat angka ketenagakerjaan yang masih tinggi dengan pertumbuhan upah yang kuat, maka itu dapat menghambat ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter dari The Fed," ujar Analis Nuveen, Tony Rodriguez.