Pelaku pasar memperkirakan bank sentral AS akan kembali menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin.
“Kita harus melihat tekanan inflasi yang benar-benar di luar dugaan untuk membuat The Fed mengubah arah kebijakannya,” kata Vice President of Investment Strategy Glenmede, Michael Reynolds, dilansir Investing, Minggu (19/10/2025).
Secara historis, pekan ini menandai tahun keempat dari reli indeks S&P 500 (.SPX) yang sebelumnya tertekan sentimen perang dagang.
Aksi jual investor sempat dipicu ketegangan dagang AS–China yang kembali mencuat serta kekhawatiran terhadap kredit di sektor perbankan regional AS.
Indeks volatilitas CBOE (.VIX), yang dikenal sebagai pengukur “ketakutan” di Wall Street, melonjak tajam dan mencapai level tertinggi dalam hampir enam bulan pada Jumat.
“Pasar menjadi lebih bergejolak setelah periode panjang yang relatif tenang tanpa banyak pemicu risiko,” ujar Reynolds.
Ia menilai valuasi harga sejumlah saham yang tinggi membuat pasar lebih sensitif terhadap risiko baru.
Di sisi lain, kecemasan pasar meningkat setelah Amerika Serikat mengancam akan menaikkan tarif impor secara signifikan pada 1 November sebagai respons terhadap kebijakan ekspor logam langka China.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump memastikan ia akan bertemu Presiden China Xi Jinping dalam dua minggu ke depan di Korea Selatan.
(Febrina Ratna Iskana)