sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Sepekan: Kejatuhan Saham Terbesar dalam 14 Tahun Terakhir

Market news editor Anggie Ariesta
09/01/2023 06:42 WIB
Wall Street dalam sepekan kemarin memulai awal 2023 pada tingkat yang jauh lebih murah setelah mengalami kejatuhan terbesar dalam 14 tahun.
Wall Street Sepekan: Kejatuhan Saham Terbesar dalam 14 Tahun Terakhir (FOTO: MNC Media)
Wall Street Sepekan: Kejatuhan Saham Terbesar dalam 14 Tahun Terakhir (FOTO: MNC Media)

"Ketika pertumbuhan memburuk secara signifikan ke Q2/Q3, kami mengasumsikan kelipatannya turun menuju 14,5 (kali)," kata ahli strategi ekuitas UBS dalam sebuah catatan. Dikombinasikan dengan ekspektasi perkiraan pendapatan yang melemah, yang akan menurunkan S&P 500 menjadi 3.200, kata UBS, kira-kira 16 persen di bawah level saat ini.

Setiap resesi dapat menekan keuntungan perusahaan lebih dari yang diperhitungkan dalam proyeksi. Perkiraan analis konsensus menyerukan peningkatan pendapatan 4,4 persen tahun ini, menurut Refinitiv IBES.

Namun selama resesi, pendapatan turun pada tingkat tahunan rata-rata 24 persen, menurut Ned Davis Research. Jika perkiraan terlalu cerah, itu berarti rasio P/E lebih tinggi dari yang terlihat, membuat saham tampak kurang menarik.

Gambaran laba akan mulai menjadi lebih jelas saat musim pendapatan kuartal keempat dimulai minggu depan. Laporan jatuh tempo dari bank Wells Fargo (WFC.N) dan Citigroup (C.N), raksasa perawatan kesehatan UnitedHealth Group (UNH.N), manajer aset BlackRock (BLK.N) dan Delta Air Lines (DAL.N).

Lonjakan suku bunga tahun 2022 juga dapat merusak valuasi saham dengan menjadikan aset yang relatif aman seperti Perbendaharaan AS sebagai alternatif yang lebih menarik. Yields benchmark Treasuries melonjak ke level tertinggi 15 tahun tahun lalu setelah periode yang panjang ketika aset yang relatif aman menghasilkan sedikit.

Halaman : 1 2 3 4 5
Berita Rekomendasi

Berita Terkait
Advertisement
Advertisement