IDXChannel – Perbedaan debit dan kredit dalam akuntansi penting untuk diketahui, terutama bagi Anda yang tengah mempelajari pencatatan keuangan.
Dalam dunia akuntansi, istilah debit dan kredit adalah dua konsep yang sangat penting dan sering digunakan. Kedua istilah ini merupakan bagian dari sistem pencatatan yang dikenal dengan nama buku besar atau ledger, yang digunakan untuk
mencatat setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan.
Meskipun banyak orang yang mungkin merasa bingung, memahami perbedaan antara debit dan kredit sangatlah penting untuk menjaga ketepatan laporan keuangan. Oleh karena itu, berikut ini IDXChannel menyajikan penjelasan mengenai
perbedaan debit dan kredit dalam akuntansi.
Perbedaan Debit dan Kredit
Dalam akuntansi, debit merujuk pada sisi kiri dari setiap transaksi yang dicatat dalam buku besar. Biasanya, debit digunakan untuk mencatat peningkatan aset atau pengurangan kewajiban dan ekuitas. Untuk lebih mudah memahaminya, berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda ketahui mengenai debit.
1. Peningkatan Aset
Debit digunakan untuk mencatat peningkatan aset perusahaan, seperti kas, persediaan, atau piutang. Contohnya, jika perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan, maka kas perusahaan akan bertambah, yang dicatat sebagai debit pada akun kas.
2. Pengurangan Kewajiban
Debit juga digunakan untuk mencatat pengurangan kewajiban atau utang. Jika perusahaan membayar utang, maka akun utang akan didebit, yang mengurangi saldo utang tersebut.
3. Peningkatan Beban
Debit juga digunakan untuk mencatat peningkatan beban dalam perusahaan, seperti biaya gaji, biaya operasional, atau biaya lainnya.
Contoh pencatatan debit adalah sebagai berikut.
- Kas (Aset) sebesar Rp5.000.000.
- Pendapatan sebesar Rp5.000.000.
Sementara itu, kredit merujuk pada sisi kanan dari setiap transaksi yang dicatat dalam buku besar. Kredit digunakan untuk mencatat peningkatan kewajiban atau ekuitas, serta pengurangan aset. Berikut ini adalah hal-hal yang perlu Anda ketahui tentang kredit.
1. Peningkatan Kewajiban
Kredit digunakan untuk mencatat peningkatan kewajiban, seperti utang atau pinjaman. Jika perusahaan meminjam uang dari bank, maka akun utang perusahaan akan dikreditkan untuk mencatat peningkatan kewajiban tersebut.
2. Peningkatan Ekuitas
Kredit juga digunakan untuk mencatat peningkatan ekuitas atau modal pemilik perusahaan. Misalnya, jika seorang pemilik perusahaan menambah modal ke dalam bisnisnya, maka akun modal pemilik akan dikreditkan.
3. Pengurangan Aset
Kredit digunakan untuk mencatat pengurangan aset, seperti ketika perusahaan menjual barang atau menerima pembayaran yang mengurangi saldo kas.
Contoh pencatatan kredit adalah sebagai berikut.
- Utang Dihapuskan sebesar Rp5.000.000 (Kredit).
- Modal Pemilik Diperoleh sebesar Rp5.000.000 (Kredit).
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan perbedaan utama antara debit dan kredit dalam akuntansi yang perlu Anda pahami.
|
Aspek |
Debit |
Kredit |
|
Posisi dalam Buku Besar |
Sisi kiri |
Sisi kanan |
|
Pengaruh terhadap Aset |
Meningkatkan Aset |
Mengurangi Aset |
|
Pengaruh terhadap Kewajiban |
Mengurangi Kewajiban |
Meningkatkan Kewajiban |
|
Pengaruh terhadap Ekuitas |
Mengurangi Ekuitas |
Meningkatkan Ekuitas |
|
Pengaruh terhadap Pendapatan |
Mengurangi Pendapatan |
Meningkatkan Pendapatan |
|
Pengaruh terhadap Beban |
Meningkatkan Beban |
Mengurangi Beban |
Itulah perbedaan debit dan kredit dalam akuntansi yang perlu Anda pahami. Penting untuk diingat bahwa setiap transaksi dalam akuntansi harus selalu seimbang, yaitu jumlah debit harus selalu sama dengan jumlah kredit. Sistem ini dikenal dengan nama prinsip pembukuan ganda atau double-entry bookkeeping. Jika transaksi tidak seimbang, berarti ada kesalahan dalam pencatatan yang perlu diperbaiki.