sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Bahan Baku Naik, Produsen Kue Keranjang Ini Terpaksa Naikkan Harga tapi Kualitas Tetap Sama

Milenomic editor Ade Suhardi
20/01/2025 14:30 WIB
Permintaan kue keranjang di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan cukup tajam jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2025.
Bahan Baku Naik, Produsen Kue Keranjang Ini Terpaksa Naikkan Harga tapi Kualitas Tetap Sama. (Foto Ade Suhardi/MPI)
Bahan Baku Naik, Produsen Kue Keranjang Ini Terpaksa Naikkan Harga tapi Kualitas Tetap Sama. (Foto Ade Suhardi/MPI)

IDXChannel - Permintaan kue keranjang di Kabupaten Bekasi mengalami peningkatan cukup tajam jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2025. Sebab, pesanan tak hanya datang dari dalam kota, tapi juga dari luar kota.

Dalam sehari, biasanya produsen kue keranjang bisa memproduksi hingga satu ton atau lebih dari seribu bungkus kue khas perayaan Imlek tersebut.

Di tengah gempuran persaingan modern, Ester (53) seorang pengusaha kue keranjang, menjajakan dagangannya di rumahnya di Kampung Cabang Kebu Kelapa, Desa Karangasih, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi. Dia tetap mempertahankan tradisi pembuatan kue keranjang secara turun-temurun.

Meski menghadapi kenaikan harga bahan baku, usaha yang diwariskan dari mertuanya ini terus berproduksi dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar.

"Semua bahan baku naik, seperti gula, tepung, dan beras ketan. Jadi, kami terpaksa menaikkan harga sedikit, tapi kualitas tetap kami jaga," ujar Ester saat ditemui IDXChannel, Cikarang, Senin (20/1/2025).

Saat ini, kue keranjang biasa dijual seharga Rp32 ribu per kilogram (kg), sedangkan kue keranjang susunan dibanderol Rp34 ribu per kg.

Meski begitu, Ester mengakui ada pembeli yang memahami kenaikan harga. Sementara sebagian lainnya masih mencoba untuk menawar.

"Untungnya pelanggan setia kami tetap ada, pesanan datang dari Jakarta, Bandung, Bekasi, Karawang, hingga Pamanukan," ujarnya.

Pada perayaan Imlek tahun ini, Ester menggunakan sekitar 50 bal beras ketan, dengan masing-masing balnya berbobot 50 kg. Dia juga menambah jumlah karyawannya dari 10 menjadi 12 orang untuk memenuhi permintaan yang terus meningkat, terutama menjelang Imlek.

"Biasanya seminggu sebelum Imlek pesanan melonjak. Sekarang pun sudah mulai terlihat peningkatannya," katanya.

Sebagian besar pekerjanya berasal dari sekitar desa, sementara lainnya adalah karyawan turun-temurun dari Pebayuran, sebuah tradisi yang dia jaga hingga kini.

Produksi Tradisional Tetap Digemari

Proses produksi kue keranjang Ester sejak 1993 itu masih menggunakan metode tradisional. Tepung beras digiling, dicampur cairan gula yang dimasak, kemudian dicetak, dikukus, dan siap menjadi kue keranjang.

"Kami tetap menggunakan kayu bakar untuk memasak karena aromanya lebih khas dan memberikan rasa yang lebih asli," ujar Ester.

Dia pun berharap usahanya tetap berkembang meski persaingan semakin ketat. "Harapan saya, usaha ini bisa terus maju dan tradisi ini tidak hilang. Orang-orang masih mencari yang tradisional karena kualitas dan rasa yang lebih otentik," katanya.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement