Berdasarkan artikel riset IDXChannel.com pada 24 Oktober 2022, Narasumber executive industri startup mengatakan,
saat ini, Google melalui GBP (Google Play Billing) mematok pemotongan bagi pengembang aplikasi sebesar 15% untuk yang memiliki pendapatan (revenue) USD1 juta. Bahkan, jika pendapatan di atas itu, maka langsung terdampak potongan 30%.
Menurut sumber tersebut, kondisi ini sudah bukan lagi pada level memprihatinkan, melainkan juga bisa membunuh industri startup Tanah Air.
“Banyak yang terdampak karena sebagian dari mereka (industri startup) margin-nya nggak ada 30%. Atau opsinya, kita harus naikin harga dan merugikan konsumen,” jelasnya.
Sayangnya, imbas kebijakan pemotongan 30% ini sangat berdampak pada daya tahan startup di Indonesia. Mengingat perusahaan rintisan merupakan salah satu sektor yang masih berkembang.
“30% revenue ilang itu signifikan. Para player [pemain] mau tidak mau harus naikin harga berdampak pada konsumen yang makin menurun. Banyak player yang sudah kena dampak, misalnya beberapa harus layoff,” kata narasumber tersebut.
Sebelumnya, beberapa startup garapan anak bangsa tengah menghadapi ketidakpastian keuangan dengan melakukan layoff atau pemutusan hubungan kerja (PHK).
Para startup yang melakukan PHK merupakan mereka yang valuasinya tidak masuk dalam status unicorn atau di bawah USD1 miliar.
Gelombang PHK startup ini kian terasa antara Juni hingga September tahun ini, bahkan diprediksi akan terus berlanjut hingga tahun depan.