IDXChannel - Menabung di reksa dana kini sudah menjadi gaya hidup milenial, yang semakin paham dunia finansial. Di tengah serbuan beragam instrumen investasi, model nabung cicil di reksa dana ternyata masih menarik di mata milenial.
Praktisi Financial Planner Eko Endarto mengingatkan bagi milenial yang berpenghasilan rutin, akan lebih bagus bila menerapkan model berinvestasi dengan nabung cicil tiap bulan. Nanti tinggal dilihat NAB setelah setahun berapa kenaikannya. "Karena dengan nabung cicil, risiko menjadi terukur. Terutama bagi yang ada penghasilan rutin. Sisihkan saja dari penghasilan minimal 10% dari penghasilan," ujar Eko di Jakarta (31/5/2021).
Sementara itu praktisi Financial Planner Tejasari Asad menyebutkan beberapa tips dalam berinvestasi reksa dana. Pertama harus mengerti cara memilih manajer investasi yang tepat. Karena di fintech ada macam macam Manajer Investasi, jadi Investor bisa melakukan diversifikasi karena tersedia banyak pilihan. "Tapi juga harus diperhatikan pelajari cara melakukan pembelian, switching, hingga penjualan reksa dana. Jangan lupa mendiversifikasi berupa pemilihan beberapa reksa dana," ujar Tejasari.
Sementara itu CTO dari startup Carikamar, Alvine Yoga Pratama, mengakui instrumen reksadana cocok buat pemula yang awam soal investasi saham. Belajar reksa dana menurutnya penting dan dapat menjadi investasi jangka panjang. "Pertama coba reksa dana di Bank Mandiri Syariah. Profitnya tidak besar tapi risikonya juga rendah. Itu keuntungan menggunakan aplikasi syariah. Kalau profit besar ya risikonya besar juga," ujar Alvine.
Fitur aplikasi reksa dana yang menarik untuknya adalah akses membaca grafik dan laporan persentase pertumbuhan saham dalam portofolionya. Walaupun belum rutin menyisihkan dana untuk topup setiap bulan tapi dia mengupayakan disiplin menyisihkan dana sekitar Rp 300 ribu untuk berinvestasi reksa dana. "Sekarang juga sudah banyak pilihan fintech berinvestasi yang lebih gampang bahkan kasih bonus untuk menarik pengguna," lanjutnya.