"Hard skill penting tapi fondasinya itu soft skill. Soft skill harus kalian tanamkan, kokoh kan, dan buat lah solid. Orang kalau soft skillnya kuat, otomatis akan improvisasi memperbaiki technical skill. Di swasta, jadi entrepreneur, soft skill harus very very very strong," kata dia.
Selain jiwa leadership dan soft skill yang baik, Hary Tanoesoedibjo juga menekankan pentingnya disiplin. Ia mengisahkan masa mudanya yang kerap bermalas-malasan hingga harus mengejar ijazah paket C saat SMA.
Hary Tanoesoedibjo bercerita bahwa saat sekolah, dirinya begitu malas dan kerap menganggap remeh suatu hal. Hingga pada akhirnya di tahun 1984 ia memantapkan diri untuk memperbaiki diri dengan melanjutkan sekolah dan rajin belajar.
"Saya ikut namanya ujian persamaan pada saat itu, yang sekarang namanya paket C. Saya insaf dalam arti yang sesungguhnya, dari malas, dari gak disiplin, jadi intinya saya berubah. Mungkin kalau saya pertahankan (tidak disiplin), ya saya enggak di sini," katanya.
(Nur Ichsan Yuniarto)