Hal ini akan berdampak pada penurunan permintaan (demand) dan penurunan ekspor. Padahal, perusahaan tetap membutuhkan dana baik untuk cicilan atau modal karena sudah terlanjur ekspansi. Di sinilah pelaku bisnis akan membutuhkan sumber pendanaan karena omzet berkurang dan masih diperlukan modal kerja. Alhasil, pelaku bisnis ini pun akan mencari pinjaman modal seperti fintech.
Itulah mengapa menurut Yulius Fang saham sektor teknologi yang berhubungan dengan fintech masih bisa bertahan di Tahun Kelinci Air 2023. Sementara itu, beberapa sektor teknologi non fintech atau yang berhubungan dengan media sosial agaknya perlu diperhatikan dengan cermat dan teliti jika ingin dipilih sebagai investasi.
Selain itu, Yulius Fang juga menjelaskan bahwa sektor konsumsi masih memiliki potensi yang baik di Tahun Kelinci Air ini. Berkaca dari masa pandemi 2020 lalu, bisnis yang berhubungan dengan kuliner atau konsumsi menjadi bisnis yang resilien.
Meskipun memang terjadi penurunan, namun konsumsi merupakan barang yang tetap dibutuhkan orang. Sektor konsumsi ini menjadi kebutuhan dasar yang masih diperlukan seperti apapun kondisi perekonomiannya.
Sebaliknya, sektor-sektor tersier yang berkaitan dengan gaya hidup justru perlu dihindari. "Jadi tentu sektor-sektor yang sifatnya tersier atau yang berhubungan dengan gaya hidup tentu akan terkena komprominya, sektor teknologi juga banyak terkena komprominya," jelas Yulius Fang seperti dikutip IDXChannel, Selasa (3/1/2022).