“Saya selalu dengar keluhan ini dari klien saya, ‘Mereka ini mau apa dari saya?’ atau ‘Sepertinya mereka berteman dengan saya karena uang saja,’ dan sebagainya,” kata Corkrell.
Dari pengalaman Corkrell dan studi yang dilakukan Killingsworth dan Kahneman, dapat disimpulkan bahwa jumlah uang yang sangat banyak, kebutuhan hidup yang telah terjamin, berpotensi membuat seseorang kehilangan ambisi dan tujuan hidup.
Meskipun ini terdengar ironis bagi kita para kelas pekerja: orang dengan penghasilan rendah dan menengah masih bisa membuat target dan berjuang mengejarnya untuk masa depan yang lebih baik. Dengan demikian, kita masih punya tujuan dan arah hidup.
Sementara orang kaya raya tidak. Mereka harus terus menerus mencari target baru. Oleh sebab itu, tidak mengherankan bila para pengusaha yang sudah kaya sekalipun, seringkali terus mengekspansi bisnis ke bidang-bidang lain.
Melansir Harvard Business Review, artikel yang ditulis oleh Raj Raghunathan, seorang profesor bisnis di UT Austin, menyebutkan bahwa para peneliti di Notre Dame mencatat bahwa semakin murah hati seseorang, semakin mereka bahagia.