Hal ini bukan berarti Gen Z menolak kesuksesan. Lebih dari itu, mereka lebih memilih kesuksesan yang mungkin tidak disertai dengan tanggung jawab yang berlebihan dalam mengelola orang lain.
Tren ini berkembang sebagai respons terhadap perubahan nilai dan prioritas yang sangat dipengaruhi oleh teknologi, ekonomi, dan budaya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan generasi Z cenderung menolak posisi sebagai manajer atau bos dalam pekerjaan mereka. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi fenomena ini.
1. Prioritas pada Keseimbangan Hidup dan Pekerjaan
Generasi Z sangat menghargai keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Karena itulah, mereka cenderung menolak posisi yang memiliki tanggung jawab besar tetapi menawarkan sedikit imbalan dalam hal waktu dan kesehatan mental. Bagi mereka, posisi manajer seringkali diidentikkan dengan stres berlebihan dan waktu kerja yang panjang.
2. Menginginkan Fleksibilitas
Generasi ini tumbuh dalam era digital yang memungkinkan pekerjaan jarak jauh, otonomi, dan fleksibilitas. Mereka lebih memilih bekerja di lingkungan yang mendukung gaya kerja yang dinamis dan memberi kebebasan untuk mengatur waktu dan metode kerja mereka sendiri, daripada peran manajerial yang lebih struktural dan rigid.
3. Memiliki Definisi Kesuksesan Sendiri
Bagi banyak orang di generasi Z, kesuksesan tidak lagi diukur dari pencapaian hierarki atau jabatan, melainkan dari kemampuan untuk menciptakan dampak, berinovasi, atau menemukan kesejahteraan secara holistik. Mereka cenderung menilai pengalaman, pertumbuhan pribadi, dan dampak sosial sebagai indikator utama kesuksesan.