Departemen Kehakiman AS mengatakan tindakan tersebut memperlambat inovasi dan menyebabkan biaya tambahan yang signifikan bagi konsumen dan bisnis AS.
Julie Rottenberg, anggota tim hukum Visa, mengklaim bisnis dan konsumen lebih memilih Visa karena jaringannya yang aman dan andal.
Departemen Kehakiman AS mulai menyelidiki Visa pada tahun 2021.
Visa memproses lebih dari 60 persen transaksi kartu debit di AS, yang menghasilkan biaya sebesar USD7 miliar setiap tahunnya. Hingga 2022, bisnis kartu debit Visa lebih besar pendapatannya daripada unit kartu kreditnya, dan sangat menguntungkan.
Saham perusahaan turun lebih dari lima persen seusai pengumuman tentang gugatan dari Departemen Kehakiman. (Wahyu Dwi Anggoro)