Dia memaparkan, Indonesia setidaknya menyumbang 56% dari seluruh penerbitan offset di ASEAN, diikuti oleh Kamboja dengan 26% dari seluruh penerbitan. Hal ini, menunjukkan terdapat peluang nyata bagi ASEAN untuk menjadi pusat perdagangan global untuk kredit karbon berintegritas tinggi.
"Tentunya, hal ini harus didorong melalui tindakan nyata pada kebijakan pemerintah negara-negara ASEAN yang harus diterapkan pada tingkat lokal, regional, bahkan internasional," tutur Arsjad. (WHY)