Lebih lanjut Ruswanto menekankan, pekerjaan yang dilakukannya ini bersifat sukarela dan tidak mematok tarif kepada para pemudik.
"[Bayarnya) seikhlasnya, karena [biaya jasa] tidak menentu. Namanya org kan beda-beda, ada yang kasih 15 ribu, 20 ribu bahkan 10 ribu, namanya orang kan beda-beda kan ada yang baik ada yang tidak," tutur Ruswanto.
Ruswanto pun menambahkan, biasanya di momen mudik seperti ini, porter tak jarang menolak para pemudik yang hendak menggunakan jasanya.
"Kalau lebaran ini sampai nolak-nolak mba, karena banyak peminat yang pakai porter, [tapi] porternya berkurang [pada mudik]," pungkas Ruswanto.
(SLF)