"Perubahan H-1B berisiko menghambat kemajuan di bidang-bidang utama tersebut," kata kelompok-kelompok tersebut. Intel Corp., Taiwan Semiconductor Manufacturing Co., Samsung Electronics Co., Applied Materials Inc., dan KLA Corp. semuanya memiliki anggota di dewan direksi SEMI.
"Pendekatan baru terhadap visa H-1B, sebagaimana adanya, akan merugikan tujuan Pemerintah untuk memastikan AS tetap menjadi pemimpin dalam AI, merevitalisasi pertumbuhan manufaktur, dan mendorong energi yang dikembangkan AS," tuturnya.
Perwakilan dari Walmart, Target Corp., dan Macy's Inc. merupakan bagian dari komite eksekutif dan dewan NRF. Federasi tersebut tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Walmart merupakan salah satu pengguna utama visa H-1B di AS, bersama dengan raksasa teknologi dan perusahaan konsultan. Setelah Trump mengumumkan biaya sebesar USD100 ribu beberapa perusahaan besar mendesak karyawan pemegang visa tersebut untuk tidak meninggalkan AS.
(kunthi fahmar sandy)