IDXChannel - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan mengenai potensi gempa yang bisa saling memicu goncangan lain di satu wilayah. Apalagi, beberapa waktu terakhir terjadi rentetan kejadian gempa yang hampir bersamaan di sejumlah wilayah.
"Setiap gempa itu memiliki energi yang terakumulasi sendiri apakah itu posisinya sudah matang atau belum. Tapi yang pasti tidak mudah untuk bisa menjadikan sebuah gempa itu saling picu," ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono saat Konferensi Pers, Senin (8/1/2024).
Daryono pun menegaskan jika sesar di dekat episenter gempa belum matang dan belum waktunya untuk melepaskan energi, maka tidak akan terjadi gempa. Meskipun, gempa di dekatnya dengan kekuatan yang besar.
"Jika sesar di dekatnya itu memang belum matang dan tidak memungkinkan, dan tidak menjadikan untuk bisa terjadinya statik ataupun dinamik, maka tidak akan bisa meskipun gempa itu besar sekalipun, kalau tidak memungkinkan, maka belum saatnya rilis energi maka dia tidak akan memicu gempa di sumber gempa di dekatnya," jelas Daryono.
Daryono pun mencontohkan gempa yang terjadi di Lombok tahun 2018. Meskipun gempa yang terjadi dengan kekuatan besar, namun ketika sesar di sekitarnya belum matang dan belum siap untuk rilis energi maka tidak akan terjadi gempa.
"Contoh yang ada di Lombok di tahun 2018 itu memang picuan itu terjadi antara segmen di sebelah timur dan barat karena memang situasi sesar yang ada yang matang dan siap untuk rilis energi," jelas dia.
"Artinya kalaupun gempa itu terjadi di suatu tempat bersamaan kemudian jaraknya berdekatan tetapi bahkan waktu yang berdekatan itu belum tentu saling pisu karena memang sumber gempa banyak," ujarnya.
Selain itu, Daryono juga menjelaskan mengenai apakah gempa berpotensi memicu aktivitas vulkanik gunung api.
"Kemudian terkait dengan kegunungapian, juga tidak mudah sebuah gempa bisa memicu gunung api karena banyak faktor yang bisa dijadikan sebuah gempa itu bisa menyebabkan terpicunya aktivitas vulkanisme," kata dia.
"Misalnya magmanya sedang produktif dan dia sedang terjadi aktivitas yang naik, maka itu bisa memicu seperti yang terjadi Merapi saat terjadi gempa, Gunung Merapi di Yogyakarta bisa terpicu pasca gempa memang kondisi Gunung Api sedang aktif. Tapi kalau gunung apinya tidak sedang aktif, maka tidak akan terpicu," jelas Daryono.
Daryono memberikan contoh bahwa gempa yang mengguncang Lombok dengan kekuatan magnitudo 7 juga tidak memicu terjadinya aktivitas Gunung Api di sekitarnya.
"Sebagai contoh saat Lombok diguncang gempa berkekuatan cukup besar sampai 7 dan itu terjadi multiple earthquake maka itu tidak memicu gunung api sehingga tidak mudah untuk memicu aktivitas gunung api dari sebuah gempa. Jadi tidak mudah sebuah gempa bumi memicu gempa lain, juga tidak mudah untuk bisa memicu gunung api aktif di dekatnya,” pungkasnya.
(SLF)