“Jadi sekali lagi musim kemarau ini terjadi akibat beralihnya angin yang semula bertiup dari benua Asia, ini berangsur-angsur bertiup dari benua Australia tadinya dari Asia,” tegasnya.
Dwikorita menerangkan, musim kemarau ini diawali dengan bertiupnya dari angin dari Australia akan dimulai dari wilayah Nusa Tenggara dan Bali pada April 2023. “Kemudian disusul di wilayah Pulau Jawa, kemudian terjadi hampir berkembang di seluruh wilayah Indonesia pada periode Mei hingga Agustus 2023,” katanya.
Lebih lanjut, Dwikorita menuturkan, dari total 699 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 119 Zona Musim atau 17% diprediksi akan memasuki musim kemarau pada April 2023 yaitu di Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa Timur.
Selanjutnya sebanyak 156 Zona Musim atau 22,3% wilayah akan memasuki musim kemarau pada Mei 2023 meliputi sebagian Nusa Tenggara, sebagian Bali, sebagian besar Jawa, Lampung, sebagian Sumatera Selatan, sebagian Sumatera Utara, dan Papua bagian selatan.