IDXChannel - Studi terbaru menyebutkan penerima suntikan booster bivalen memiliki tingkat antibodi yang jauh lebih tinggi dalam melawan keluarga Omicron dibandingkan booster sebelumnya.
Hal itu diungkapkan oleh perusahaan vaksin Pfizer dan BioNTech dalam siaran persnya baru-baru ini melalui temuan dari studi fase 2/3. Namun, sejauh ini, temuan tersebut belum ditinjau lebih jauh.
Booster Covid-19 bivalen yang menargetkan bentuk asli dari virus corona dan varian BA.4 dan BA.5 Omicron yang beredar saat ini kini tersedia di Amerika Serikat untuk orang-orang berusia 5 tahun.
Administrasi Makanan dan Obat-obatan mengizinkan penguat Covid-19 bivalen ini pada 31 Agustus untuk orang berusia 12 tahun ke atas, dan pada 12 Oktober untuk kelompok usia yang lebih muda.
Data baru tersebut menemukan, booster bivalen dapat menghasilkan lebih banyak perlindungan, terutama untuk orang yang berusia di atas 55 tahun.
Menurut data yang diterbitkan oleh Pfizer dan BioNTech, pada orang di atas usia 55 tahun, suntikan booster bivalen dikaitkan dengan peningkatan lebih dari 13 kali lipat tingkat antibodi dibandingkan dengan tingkat pra-booster.
Sementara, suntikan booster monovalen tradisional menyebabkan peningkatan 2,9 kali lipat tingkat antibodi pada orang di atas usia 55 tahun dibandingkan dengan tingkat pra-booster.
Suntikan bivalen yang ditemukan menyebabkan peningkatan 9,5 kali lipat tingkat antibodi untuk orang dewasa berusia 18 hingga 55 tahun, dibandingkan dengan tingkat pra-booster.
“Data ini menunjukkan bahwa vaksin bivalen yang diadaptasi dari BA.4/BA.5 kami bekerja seperti yang direncanakan secara konseptual dalam memberikan perlindungan yang lebih kuat terhadap sublineage Omicron BA.4 dan BA.5,” ujar CEO dan Co-founder BioNTech, Dr. Ugur Sahin, dikutip dari Healthline, Minggu, (6/11/2022).
“Pada langkah selanjutnya dan sebagai bagian dari pendekatan berbasis sains kami, kami akan terus mengevaluasi netralisasi silang dari vaksin yang diadaptasi terhadap varian dan sublineage baru. Tujuan kami adalah untuk memberikan kekebalan yang lebih luas terhadap Covid-19 yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, termasuk Omicron dan strain lain yang beredar,” lanjutnya.
(DES)