Selain delay system, rekayasa lalu lintas lainnya yang dipersiapkan terutama untuk mengatasi permasalahan arus di jalan menuju Bandara Ngurah Rai yakni penutupan akses putar balik (u turn) dan persimpangan Tuban hingga gate masuk bandara jika terjadi peningkatan pergerakan. Selain itu juga akan ada pengalihan arus dan penutupan sejumlah ruas jalan di wilayah Kuta saat malam tahun baru 2026.
Kecepatan menangani permasalahan di lapangan, sambung Aan, harus dilakukan dengan koordinasi semua stakeholder. Aan menyebut koordinasi ini dapat dilakukan dengan membuat posko terpadu fisik maupun posko digital untuk mengintegrasikan data dari aplikasi para stakeholder.
“Mungkin kita bisa mengintegrasikan data semua aplikasi sehingga jika terjadi sesuatu bisa ditangani dengan cepat. Informasinya juga jadi satu dan masyarakat bisa terinformasikan apa yang terjadi,” ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Deputi Bid. Koodinasi Konektivitas Kemenko Infrawil, Rustam Efendi turut menekankan pentingnya kecepatan penanganan masalah dalam mengelola arus lalu lintas.
"Sudah ada mitigasi dan contingency plan dari seluruh stakeholders tapi dibutuhkan pola koordinasi yang memungkinkan mengambil keputusan secara cepat dan tepat, sehingga tidak ada bottleneck dan horror traffic. Kami berharap Nataru tahun ini menjadi momen yang menyenangkan bagi masyarakat," ujarnya.
(NIA DEVIYANA)