sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

DPR dan Direksi BPJS Kesehatan Pantau Penanganan Gagal Ginjal Akut di Aceh

News editor Syukri Syarifuddin/Kontri
10/11/2022 16:40 WIB
Dalam kunjungan kerja diketahui belum ada pasien gagal ginjal akut yang dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin sepanjang November.
DPR dan Direksi BPJS Kesehatan Pantau Penanganan Gagal Ginjal Akut di Aceh. (Foto: Syukri/MNC Media)
DPR dan Direksi BPJS Kesehatan Pantau Penanganan Gagal Ginjal Akut di Aceh. (Foto: Syukri/MNC Media)

IDXChannel - Komisi IX DPR RI mengadakan kunjungan kerja spesifik dalam rangka pengawasan Penanganan Kasus Gagal Ginjal Akut ke Provinsi Aceh, Rabu (9/8). Aceh menjadi salah satu dari lima provinsi dengan angka kasus gagal ginjal akut tertinggi di Indonesia.

Tujuan kunjungan kerja Komisi IX DPR RI yaitu ke RSUD Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh yang merupakan rumah sakit rujukan di Provinsi Aceh.

Kunjungan kerja itu diketuai oleh Emanuel Melkiades Laka Lena serta didampingi oleh Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, R.M. Wiwieng Handayaningsih, Direktur Perencanaan, Pengembangan dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan, Mahlil Ruby serta Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Sumatera dan Aceh, Mariamah.

Direktur RSUD Zainoel Abidin Banda Aceh, Isra Firmansyah, menyampaikan jumlah kasus gagal ginjal akut pada anak sejak Juni sampai dengan Oktober 2022 di rumah sakit tersebut mencapai 30 orang.

“30 orang tersebut dengan rincian 22 orang meninggal dunia, 6 orang pulang dengan kondisi hidup dan 2 orang masih dirawat. Namun pada bulan November sampai hari ini (kemarin-red) belum ada pasien yang dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin, artinya jumlah kasus ini telah menurun,” ungkap Isra.

Isra melanjutkan, kendala selama ini yang dihadapi adalah pasien umumnya terlambat dirujuk, datang sudah dalam kondisi berat, dan kritis. Bahkan beberapa pasien meninggal dalam perjalanan menuju RSUDZA.

Kendala lainnya menurut Isra adalah Kapasitas Ruang PICU hanya 4 Bed, hasil uji pemeriksaan toksikologi belum didapatkan, Dokter ahli konsultan nefrologi anak yang tersedia hanya 1 orang dan terbatasnya tenaga perawat terampil Hemodialisa (HD) Anak.

Menanggapi laporan Isra, Emanuel Melkiades Laka Lena mengatakan penanganan kasus GGAPA di Aceh saat ini sudah mulai terkendali, sehingga dapat disimpulkan untuk pemicu gagal ginjal akut di Aceh sudah bisa diidentifikasi.

“Harapannya agak semua pihak dapat melakukan kolaborasi agar tidak lagi meningkatnya kasus ini seperti melakukan pencegahan dan pengawasan termasuk tidak perlu khawatir untuk urusan pembiayaan telah dijamin oleh BPJS Kesehatan,” kata Melki biasa ia disapa.

Melki menambahkan, untuk obat Antidotum yang sudah dikirim juga sudah bisa dipakai untuk menekan dan mengurangi anak-anak meninggal di Aceh karena gagal ginjal akut. Bahkan kata Melki, obat tersebut diklaim efektif untuk menekan, mengurangi dan mencegah penyakit tersebut pada anak-anak.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement