sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Insentif Dibatalkan, Penjualan Mobil Hybrid Toyota Tetap Laris Manis

News editor Tangguh Yudha
26/08/2024 14:42 WIB
Sebagai informasi, penjualan mobil hybrid terus meningkat setiap tahunnya, menandakan bahwa konsumen Indonesia lebih menerima kendaraan jenis hybrid.
Insentif Dibatalkan, Penjualan Mobil Hybrid Toyota Tetap Laris Manis. (Foto: MNC Media)
Insentif Dibatalkan, Penjualan Mobil Hybrid Toyota Tetap Laris Manis. (Foto: MNC Media)

IDXChannelAuto2000 optimistis pembatalan insentif untuk mobil hybrid oleh pemerintah tidak akan berdampak negatif. Main dealer Toyota ini mengaku tidak merasakan penurunan daya beli mobil hybrid. 

“Memang kita di Toyota sendiri, kan, jalan dengan strategi kita di multi-pathway, saat ini kita melihat ada segmennya masing-masing. Memang ada BEV gitu ya, tapi HEV dan PHEV pun sebetulnya masih ada segmennya,” kata Yusuf saat ditemui di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (25/8).

Sebelumnya, pemerintah memastikan tak akan mengeluarkan kebijakan baru untuk sektor otomotif, termasuk insentif mobil hybrid. Padahal, banyak brand yang menantikan hal tersebut agar lebih mudah dalam memasarkan kendaraan elektrifikasi tersebut.

Sebagai informasi, penjualan mobil hybrid terus meningkat setiap tahunnya, menandakan bahwa konsumen Indonesia lebih menerima kendaraan jenis hybrid alih-alih langsung beralih ke mobil listrik sepenuhnya.

“Jadi terlepas dari itu (pemerintah batal kasih insentif) ya kita harapkan sih memang kelihatannya kalau dari yang hasil kemarin, animonya masih cukup baik,” lanjutnya.

Seperti diketahui, Toyota Kijang Innova Zenix Hybrid menjadi mobil hybrid terlaris pada semester I-2024. Mobil MPV legendaris itu mencatatkan penjualan wholesales atau pengiriman dari pabrik ke dealer sebesar 10.074 unit, sementara di posisi kedua ada Suzuki XL7 Hybrid dengan 4.945 unit.

Pada ajang GIIAS 2024, Innova Zenix Hybrid juga mendominasi penjualan Toyota dengan mencatatkan 1.305 SPK (Surat Pemesanan Kendaraan). Kemudian untuk Yaris Cross HEV mencatatkan angka 240 SPK, lalu ada All New Toyota Alphard HEV dengan 121 SPK.

“Memang secara komposisinya cukup naik, tapi memang seiring dengan komposisi market sih. Memang marketnya saat ini di 2-3 tahun terakhir, kelihatannya lebih agak coba kelihatan bergerak tuh emang di segmen itu (hybrid),” ujar Jaka.

Meskipun begitu, Jaka berharap pemerintah bisa memberikan penetrasi. Pasalnya, pasar mobil Rp200 jutaan saat ini jumlahnya alami penurunan signifikan.

“Tapi bisa dibilang di angka Rp200 juta ini malah ada penurunan ya, yang peningkatannya malah di segmen diatas Rp200 juta,” tuturnya.

Optimistis Pilkada Serentak Tak Ganggu Penjualan 

Pada kesempatan yang sama, After Sales Support Dept Head Auto200 Yusuf Bahtiar mengaku pihaknya optimistis pilkada serentak tidak akan berdampak signifikan pada penjualan mobil seperti pilpres kemarin. 

“Kalau penjualan rasanya memang akan ada dampak. Namun untuk otomotif tidak hanya single factor, namun kondisi pasar juga cukup menantang,” kata Yusuf saat ditemui di Bekasi, Jawa Barat, Minggu (25/8).

Lebih lanjut, Yusuf mengungkapkan beberapa faktor yang membuat penjualan mobil lesu tahun ini. Salah satu penyebabnya adalah kondisi ekonomi Indonesia yang melemah sehingga daya belinya berkurang.

“Kemarin sempat gonjang-ganjing karena faktor global dampaknya juga demand ke Indonesia seperti ini gitu ya. Demand di ekonomi kita juga rasanya challenging juga gitu. Jadi rasanya nggak single factor karena pemilu juga sih menurut saya,” ujarnya.

Sementara itu Sales Program and Marcom Dept Head Auto2000 Jaka Kardana berharap penjualan mobil pada semester II tahun ini akan meningkat. Mengingat pada Juli 2024, angkanya menunjukkan perbaikan karena adanya pameran GIIAS 2024.

“Memang market tahun ini agak sedikit turun lah gitu ya dibanding tahun lalu. Tapi Auto2000 sih secara Toyota-nya, secara market-nya naik dikit. Jadi memang penurunannya tidak sedrastis dengan merk-merk lain lah kira-kira,” tuturnya.

Jaka menegaskan Toyota optimistis penjualan mobil tahun ini secara keseluruhan mencapai target satu juta unit. Tapi, ia mengatakan pihaknya juga realistis dengan pasar otomotif di Indonesia.

“Kita harapkan memang di semester II ini memang dua bulan terakhir penjualan cukup baik gitu ya. Tapi akan sedikit di atas semester I tapi ya hopefully bisa nembus satu juta unit. Tapi kita akan lihat sampai di Q3 ini selesai lah kira-kira gitu,” tuturnya.


(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement