"Ketika masih bertugas sebagai Direktur Penyakit Menular di WHO Asia Tenggara, pada pertengahan 2020 yang lalu kami sudah mengingatkan negara-negara agar tetap menjaga cakupan imunisasi di masyarakat dan juga tetap melaksanakan pelayanan kesehatan esensial lainnya," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) tersebut.
Salah satu faktor risiko terbesar yang menyebabkan KLB difteri di Kabupaten Garut merupakan rendahnya imunisasi di masyarakat, pemerintah diminta untuk segera meningkatkan secara maksimal program imunisasi rutin, khususnya pada bayi dan anak.
Selain itu, melakukan upaya penanganan KLB secara masif. Diharapkan hal tersebut mencegah kasus KLB tidak terjadi daerah-daerah lain.
"Agar cakupan vaksinasi tinggi, pemerintah harus meningkatkan tiga hal, pertama tenaga kesehatan terampil, vaksin dan alat-alatnya seperti cold chain dan lainnya, serta berupaya terus menerus mengatasi kelompok masyarakat yang menolak divaksin," katanya.
(FRI)