sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Konflik Israel-Iran Makin Memanas, Bagaimana Arah Suku Bunga The Fed?

News editor Kunthi Fahmar Sandy
18/06/2025 07:12 WIB
Powell kemungkinan akan bersikap hati-hati dan sabar.
Konflik Israel-Iran Makin Memanas, Bagaimana Arah Suku Bunga The Fed? (FOTO:Laman Yahoo Finance))
Konflik Israel-Iran Makin Memanas, Bagaimana Arah Suku Bunga The Fed? (FOTO:Laman Yahoo Finance))

IDXChannel - Konflik Israel-Iran kian memanas, Federal Reserve diperkirakan mempertahankan suku bunga pada pertemuannya pekan ini. Namun investor mencermati hal lain, apakah pembuat kebijakan bank sentral masih berkomitmen untuk dua kali pemangkasan suku bunga atau tidak.

Dilansir dari laman Yahoo Finance Rabu (18/6/2025), rangkaian proyeksi terbaru Fed, akan mencakup "dot plot atau gambar grafik" yang banyak dipelajari, yaitu bagan yang diperbarui setiap triwulan di mana menunjukkan prediksi setiap pejabat Fed tentang arah suku bunga acuan bank sentral.

Adapun grafik terakhir yang dirilis pada Maret mengungkapkan, konsensus di antara pejabat Fed untuk dua kali pemangkasan tahun ini karena beberapa pejabat memasukkan ketidakpastian kebijakan ekonomi Presiden Trump ke dalam proyeksi mereka. Mereka membuat prediksi yang sama Desember lalu.

Banyak pengamat Fed juga memperkirakan pejabat bank sentral tetap berpegang pada apa yang telah mereka isyaratkan, karena mereka mempertimbangkan banyak hal yang tidak diketahui. Perubahan terbaru terjadi pada akhir pekan lalu, ketika serangan udara Israel di Iran memicu kekhawatiran bahwa perang yang berlarut-larut dapat menyebabkan harga minyak yang lebih tinggi dan inflasi.

"Pertemuan ini akan membahas tentang diagram titik," kata Mantan Presiden Fed Kansas City Esther George. Karena keadaan saat ini sangat tidak menentu, ia memperkirakan bahwa pejabat The Fed enggan memberi isyarat perubahan dari sebelumnya.

Kepala Ekonom Wilmington Trust Luke Tilley juga tidak mengharapkan banyak perubahan. “Saya tidak berpikir titik-titiknya akan banyak berubah, dan saya tidak berpikir narasinya akan banyak berubah. Saat ini, ada dua pemotongan, dan saya bayangkan itu akan tetap sama," ujarnya.

Sementara itu, Ketua The Fed Jerome Powell, berada di bawah tekanan politik yang sangat besar untuk mempercepat jadwal pemangkasan suku bunga. Hal ini juga lantaran Presiden Trump terus mengecam Powell di depan umum karena tidak melonggarkan kebijakan lebih awal.

Presiden pada Kamis lalu mengatakan bahwa ia mungkin harus memaksakan sesuatu sebagai bagian dari dorongannya kepada bank sentral untuk menurunkan suku bunga sebesar satu persen. Namun, ia mencatat bahwa ia tidak akan memecat Powell sebelum masa jabatannya berakhir pada 2026. Karena hal itu sebuah langkah yang pasti akan digugat secara hukum.

Trump menyebut Powell sebagai "orang tolol," sebab inflasi AS lebih rendah dari perkiraan dan seharusnya itu menjadi alasan bank sentral melakukan pemangkasan. Namun Powell dan banyak rekan pembuat kebijakannya telah memperjelas dalam beberapa minggu terakhir, di mana mereka masih khawatir tentang risiko harga yang lebih tinggi dari tarif Trump daripada kenaikan pengangguran.

Powell kemungkinan akan bersikap hati-hati dan sabar, menegaskan kembali bahwa kebijakan tetap bergantung pada data dan bahwa Fed siap untuk mengkalibrasi ulang kebijakan dari waktu ke waktu.

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement