sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kronologi Jatuh hingga Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal di Gunung Rinjani

News editor Nur Ichsan Yuniarto
26/06/2025 12:59 WIB
Pendaki asal Brasil itu meninggal dunia usai jatuh terpeleset ke jurang saat mendaki Gunung Rinjani, Lombok, NTB.
Kronologi Jatuh hingga Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal di Gunung Rinjani (Instagram/ajulianamarins)
Kronologi Jatuh hingga Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal di Gunung Rinjani (Instagram/ajulianamarins)

Proses Evakuasi

Proses evakuasi Juliana dilakukan selama beberapa hari. Evakusai ini melibatkan banyak pihak di antaranya Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), TNI, Polri, BPBD, Damkar, hingga relawan.

Proses evakuasi diketahui mengalami kendala lantaran kondisi cuaca yang berkabut dan medan yang sulit. 

Berdasarkan komunikasi Menhut dan Basarnas diketahui evakuasi terkendala karena adanya cuaca buruk dan badai besar. Tim evakuasi diketahui telah turun pada ke dalaman 200 meter namun harus kembali naik karena adanya badai.

“Kondisi kabut sangat tebal menyulitkan tim untuk melakukan pencarian,” kata Dirjen KSDAE, Satyawan Pudyatmoko.

Sementara itu, Kabid Humas Polda NTB Kombes Mohammad Kholid mengatakan, evakuasi terhadap Juliana bukan sekadar operasi bisa.

Kronologi Jatuh hingga Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal di Gunung Rinjani (Basarnas)

Kronologi Jatuh hingga Evakuasi Juliana Marins, Pendaki Brasil yang Meninggal di Gunung Rinjani (Basarnas)

“Ini bukan sekadar operasi evakuasi biasa. Kita bicara tentang nyawa manusia di alam bebas dengan kondisi sangat ekstrem. Semua pihak bekerja keras dan penuh kehati-hatian,” kata Kholid.

Dua personel rescue sempat diturunkan untuk mengecek lokasi dan mencari titik pemasangan anchor kedua, namun medan berupa dua overhang besar menyulitkan akses.

“Tim harus memikirkan ulang strategi karena pemasangan anchor tidak memungkinkan. Satu-satunya cara adalah climbing, dan itu tentu sangat berisiko di tengah cuaca berkabut,” kata Kholid.

Kondisi cuaca yang tidak bersahabat, termasuk kabut tebal dan angin kencang, membuat tim rescue harus ditarik kembali demi keselamatan.

Kepala Basarnas Mataram mengatakan, jika penggunaan helikopter, sangat tergantung pada spesifikasi teknis dan kondisi cuaca yang berubah cepat. Hingga Senin sore, Juliana masih belum berhasil dievakuasi.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement