Adi menjelaskan, saat G20 di Bali, ada sekitar lima ribu lebih serangan hacker. Apalagi saat Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir pada perhelatan dunia tersebut membuat ketar ketir.
Namun serangan tersebut berhasil diminimalkan, sehingga tidak dapat menembus firewall atau dinding pertahanan siber saat G20 di Bali.
"Ada datanya di kita. Ada sekitar 5 ribu sekian kita diserang justru kita dulu konsernnya dengan tidak hadirnya Presiden Rusia kita khawatir kalau Presiden Rusia datang, tidak akan ada serangan karena mereka ke sini," jelasnya.
"Nah dengan Presiden Rusia tidak datang, takut sekali. Dan isu internasional sangat rawan perang Ukraina, kemudian Myanmar itu berpengaruh terhadap pelaksanaan G20," sambung Adi.
"Bagaimana China keras terhadap pelaksanaan itu, jadi bukan tidak ada serangan. Ada tetapi berhasil kita minimalkan sampai tidak bisa mereka menembus firewall kita," paparnya.