sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Manufaktur AS Terpuruk Seiring Meluasnya Kekhawatiran Tarif

News editor Kunthi Fahmar Sandy
04/11/2025 09:12 WIB
Manufaktur AS mengalami kontraksi selama delapan bulan berturut-turut.
Manufaktur AS Terpuruk Seiring Meluasnya Kekhawatiran Tarif (FOTO:iNews Media Group)
Manufaktur AS Terpuruk Seiring Meluasnya Kekhawatiran Tarif (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel -  Manufaktur Amerika Serikat (AS) mengalami kontraksi selama delapan bulan berturut-turut, karena pesanan baru masih lesu dan para pemasok membutuhkan waktu lebih lama untuk mengirimkan bahan baku ke pabrik di tengah tarif impor.

Dilansir dari laman Reuters Selasa (4/11/2025), laporan dari para produsen dalam survei Institute for Supply Management (ISM) membeberkan adanya gambaran suram pada sektor pabrik.

Para ekonom menuturkan, bahwa mustahil untuk mengembalikan manufaktur ke masa jayanya karena masalah struktural termasuk kekurangan tenaga kerja.

"Tarif telah mengguncang sektor ini hampir sepanjang tahun ini," kata Stephen Stanley, kepala ekonom AS di Santander U.S. Capital Markets. 

Komentar dari masing-masing responden menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan kelelahan akibat tarik ulurnya tarif sejak awal April.

ISM menyatakan PMI manufaktur turun menjadi 48,7 bulan lalu dari 49,1 pada bulan September. Angka di bawah 50 mengindikasikan kontraksi di sektor manufaktur, yang menyumbang 10,1 persen dari perekonomian.

PMI tetap berada di atas 42,3, level yang menurut ISM sejalan dengan ekspansi perekonomian secara keseluruhan.

Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan PMI akan naik menjadi 49,5. Enam industri, termasuk logam primer, peralatan transportasi, dan produk logam fabrikasi melaporkan adanya pertumbuhan. 

Sementara itu, di antara 12 industri yang mengalami kontraksi adalah pabrik tekstil, produk kayu dan kimia, serta peralatan listrik, peralatan dan komponen, mesin, dan produk komputer dan elektronik.

Beberapa produsen produk kimia mengatakan bisnis tetap sulit karena pelanggan membatalkan dan mengurangi pesanan akibat ketidakpastian dalam lingkungan ekonomi global dan lanskap tarif yang terus berubah.

Sementara itu, mereka khawatir mengenai ancaman tarif memengaruhi bisnis dan menyebut pesanan menurun di sebagian besar divisi.

Produsen mesin juga mengeluhkan tarif, dengan menyatakan produk yang diimpor tidak langsung diproduksi di AS, sehingga upaya untuk mengimpor kembali dari negara asal tidak berhasil.

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement