Sementara itu, BMKG mengungkapkan di dalam dinamika tektoniknya, Lempeng Arab bergerak menekan Lempeng Anatolia ke arah barat laut, yang menyebabkan Lempeng Anatolia bergeser ke barat. "Fenomena ini lazim dikenal sebagai Tectonic Escape," ungkapnya.
“Wajar jika Sesar Anatolia Timur dengan laju geser 16 mm/tahun ini mampu mengakumulasi tegangan kulit bumi dan rilis energi sebagai gempa dahsyat yang merusak (destructive) dan mematikan (deadly),” tandas BMKG.
Sementara itu, jumlah resmi korban tewas akibat gempa dahsyat di Turki dan Suriah melonjak menjadi lebih dari 8.700 orang. Banyak bangunan hancur akibat gempa berkekuatan M7,8 yang mengguncang pada Senin, (6/2/2023). Ini merupakan gempa paling mematikan di Turki dalam lebih dari dua dekade, sejak 1999.
(DES)