Ida melanjutkan, total 46 ribu pegawai yang di-PHK tersebut berasal dari sejumlah industri. Dia menjelaskan dominasi PHK masih berasal dari industri manufaktur tekstil dan produk tekstil (TPT).
"Terbanyak manufaktur tekstil. Masih, masih. Industri pengolahan ya. Industri pengolahan itu tekstil garmen dan alas kaki," kata Ida.
Meski mengakui adanya kenaikan PHK, Ida menjelaskan angka total pegawai yang dirumahkan tersebut diharapkan lebih rendah dibandingkan jumlah PHK pada 2023.
"Ya, memang naik, tapi kan kita mudah-mudahan angkanya tidak seperti, lebih tinggi dari angka tahun 2023," tutur Ida.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Tenaga Kerja Anwar Sanusi mengatakan data PHK sejak Januari 2024 hingga 26 Agustus mencapai 45.969 orang.
“Memang setiap bulan kami melihat tren mulai dari Januari-Februari, Februari-Maret, Maret-April, kemudian April-Mei, rata-rata sekitar 3.500-4.200,” ujar Anwar, Kamis (29/8/2024).
(Febrina Ratna)