Selepas pagi hari, tingginya aktivitas masyarakat menyebabkan konsentrasi PM 2.5 tetap tinggi hingga perlahan turun menjelang sore hari. Pada sore hari kondisi atmosfer sudah hangat polutan lebih terangkat ke atas. Konsentrasi PM 2.5 lebih tinggi pada periode pagi hari dan menurun di sore hari.
Pada umumnya, kata BMKG, kejadian hujan memiliki peran penting dalam mengurangi polusi udara di Jakarta melalui proses print washing rain washing atau pencucian udara adalah proses di mana air hujan yang turun turut menangkap dan melarutkan partikel polutan. Ini dikenal sebagai proses wet deposition di mana partikel seperti debu dan PM 2.5 atau PM 10 diendapkan ke permukaan tanah.
Namun, BMKG mengungkapkan bila hujan curahnya cukup rendah atau terjadi tidak merata, efek pembersihan udara ini mungkin tidak signifikan. Curah hujan dan PM 10 di Jakarta curah hujan terbukti mampu menurunkan konsentrasi PM 10 dengan korelasi sebesar minus 0,501. Bila hanya mengandalkan curah hujan maka dibutuhkan sebanyak 271 mm curah hujan untuk benar-benar bisa membersihkan polutan di Jakarta.
Selanjutnya, BMKG membeberkan bahwa stabilitas atmosfer dan polusi udara yang terjebak pada 16-17 November 2024 kondisi labilitas udara di wilayah Jakarta cenderung cenderung stabil hingga lemah pada dini hari hingga pagi hari.