IDXChannel - Menteri Pakistan dilarang terbang di kelas bisnis atau menginap di hotel bintang lima di luar negeri. Para menteri juga menerima pemotongan gaji untuk meringankan beban anggaran.
Pakistan saat ini sedang dilanda krisis keuangan parah. Untuk menghindari gagal bayar utang, Pakistan menjalankan pemotongan pengeluaran sebesar USD764 juta atau Rp11,6 trilliun.
Pemotongan anggaran besar-besaran diperlukan agar dapat menerima bantuan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Sebelumnya, IMF meminta Pakistan untuk mereformasi sektor pajak dan kebijakan subsidi.
“Langkah-langkah ini sangat diperlukan saat ini,” kata Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif, dilansir melalui Bloomberg pada Kamis (23/2/2023).
“Kita harus memenuhi tuntutan keadaan dan itu adalah penghematan, kesederhanaan, dan pengorbanan,” lanjutnya.
Negara terpadat kelima di dunia tersebut terncam gagal bayar utang dalam beberapa bulan terakhir. Cadangan devisa Pakistan kini hanya tersisa USD3 miliar atau Rp45,6 triliun.
Gangguan pasokan yang disebabkan oleh banjir, krisis pangan, dan langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk memenuhi prasyarat MF dapat mendorong inflasi menjadi di atas 30 persen, menurut Bloomberg Economics.
“Beberapa menteri federal dan negara bagian selain pejabat tinggi pemerintah telah secara sukarela melepaskan gaji dan tunjangan,” kata Sharif.
“Pemerintah juga telah melarang pembelian barang-barang mewah dan mobil hingga tahun depan,” tambahnya.
(WHY)