Pertama, Andersen mengatakan tujuannya adalah untuk menghilangkan sebanyak mungkin plastik sekali pakai, "menghilangkan hal-hal yang sejujurnya tidak diperlukan: benda-benda yang dibungkus dengan plastik yang sama sekali tidak ada gunanya, bahkan mungkin dibungkus oleh alam sendiri," seperti sebuah jeruk atau pisang.
Lalu, "ada yang memikirkan produk itu sendiri. Apakah produknya harus cair? Bisakah kita memikirkan kembali produknya... apakah bisa berbentuk bubuk, apakah bisa dikompresi, apakah bisa dipekatkan?" katanya. Ketika memasuki supermarket, dia langsung pergi ke lorong sabun untuk melihat apakah versi padat tersedia.
“Kita juga harus mengurangi keseluruhan pasokan polimer mentah baru,” katanya, sambil mencatat bahwa ini adalah salah satu opsi dalam rancangan teks perjanjian tersebut.
Lautan adalah 'Warisan Kolektif'
Dia menegaskan, "kita harus mendaur ulang sebanyak yang kita bisa. Namun jika kita lihat sekarang, penggunaan plastik semakin meningkat," kata Andersen kepada AFP.
“Jadi yang jelas adalah kita tidak bisa melakukan daur ulang untuk keluar dari masalah ini.”