Pada awal bencana, lanjut Sulaiman, proses pendataan dan komunikasi sempat mengalami kendala akibat jaringan komunikasi di sejumlah wilayah yang terputus.
Untuk menyiasatinya, PERPAMSI Aceh memanfaatkan jejaring informal melalui rekan-rekan di lapangan agar informasi tetap dapat dihimpun secara cepat dan akurat.
Sulaiman menyebutkan, salah satu daerah yang merespons cepat adalah Kabupaten Pidie Jaya. PDAM Tirta Mon Tala Pidie Jaya berhasil segera menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat terdampak pada hari kedua pascabanjir.
Seiring waktu berjalan, komunikasi dengan sejumlah daerah lain mulai terbangun, di antaranya Aceh Tengah, Pidie Jaya, Langsa, dan Aceh Tamiang.
Dari hasil koordinasi tersebut, diketahui bahwa kebutuhan mendesak di lapangan tidak hanya berupa air bersih, tetapi juga sarana pendukung seperti tandon atau tampungan air untuk mempercepat distribusi ke lokasi-lokasi pengungsian.