sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PDAM Sebut Layanan Air Bersih di Aceh Pascabencana Hampir Pulih 100 Persen

News editor Binti Mufarida
21/12/2025 09:15 WIB
PDAM di Aceh saling memberikan bantuan kepada PDAM kota/kabupaten yang tidak berfungsi optimal karena bencana banjir bandang.
PDAM Sebut Layanan Air Bersih di Aceh Pascabencana Hampir Pulih 100 Persen. (Foto: Perpamsi Aceh)
PDAM Sebut Layanan Air Bersih di Aceh Pascabencana Hampir Pulih 100 Persen. (Foto: Perpamsi Aceh)

IDXChannel—Layanan air bersih di Aceh setelah banjir bandang melanda hampir sepenuhnya pulih. Layanan air bersih di Kabupaten Aceh Besar dan Kota Banda Aceh dilaporkan telah pulih hampir 100 persen. 

Sementara di sejumlah kabupaten lain yang terdampak lebih parah, tingkat pelayanannya masih bervariasi. Mulai dari 25 persen, 50 persen, hingga 75 persen. PDAM yang telah mampu melayani warga didorong untuk membantu daerah lain yang masih mengalami keterbatasan.

Hal ini disampaikan Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (DPD PERPAMSI) Aceh Sulaiman, dalam laporan hasil koordinasi penanganan layanan air bersih pascabanjir dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/12/2025). 

Sulaiman mengatakan akibat bencana banjir dan longsor itu, dari total 23 PDAM yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Aceh, sebanyak 17 perusahaan dilaporkan mengalami dampak berat akibat gangguan jaringan distribusi, sumber air baku, serta pasokan listrik.

“Sejak hari pertama kejadian, kami langsung melakukan pemetaan dampak pada seluruh PDAM di Aceh. Pada hari kedua, kami langsung mengimbau PDAM yang terdampaknya relatif ringan untuk membantu yang terdampak berat. Ini merupakan bentuk solidaritas dan komitmen bersama antar-PDAM,” jelas Sulaiman.

Pada awal bencana, lanjut Sulaiman, proses pendataan dan komunikasi sempat mengalami kendala akibat jaringan komunikasi di sejumlah wilayah yang terputus. 

Untuk menyiasatinya, PERPAMSI Aceh memanfaatkan jejaring informal melalui rekan-rekan di lapangan agar informasi tetap dapat dihimpun secara cepat dan akurat.

Sulaiman menyebutkan, salah satu daerah yang merespons cepat adalah Kabupaten Pidie Jaya. PDAM Tirta Mon Tala Pidie Jaya berhasil segera menyalurkan bantuan air bersih kepada masyarakat terdampak pada hari kedua pascabanjir.

Seiring waktu berjalan, komunikasi dengan sejumlah daerah lain mulai terbangun, di antaranya Aceh Tengah, Pidie Jaya, Langsa, dan Aceh Tamiang. 

Dari hasil koordinasi tersebut, diketahui bahwa kebutuhan mendesak di lapangan tidak hanya berupa air bersih, tetapi juga sarana pendukung seperti tandon atau tampungan air untuk mempercepat distribusi ke lokasi-lokasi pengungsian.

Selain itu, Sulaiman menegaskan bahwa gangguan pasokan listrik menjadi kendala utama dalam pemulihan layanan air bersih. Hampir seluruh instalasi pengolahan air PDAM bergantung pada pompa listrik. Ketika aliran listrik terhenti, operasional pun terganggu secara signifikan.

“Di Aceh Besar, selama 15 hari kami harus mengoperasikan genset dengan konsumsi bahan bakar minyak mencapai 37 ton. Meski demikian, pelayanan tetap belum bisa berjalan optimal,” tegasnya.


(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement