Dampak dari kepercayaan pengobatan alternatif untuk kanker, menurutnya bisa memengaruhi tingkat keberhasilan atau harapan hidup pasien kanker hanya 20%.
"Kemudian takut ke dokter kasih tahu sakitnya kebanyakan ke alternatif dulu, akhirnya datang ke pusat kesehatan sudah terlambat 10 sampai 60% datangnya terlambat. Jadi bisa dibayangkan, kenapa the middle income countries seperti Indonesia ini angka harapan hidupnya rendah cuma 20% karena begitu," kata dr Teny dalam Media Briefing soal Kanker pada Anak secara online, Sabtu (4/2/2023)
Lebih lanjut, dikatakan untuk pengobatan kanker di Indonesia ditanggung oleh Badan Pusat Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Sehingga, ia mengimbau orang dengan gejala dan tanda kanker dibawa ke Pusat Kesehatan. (NIA)