“Ekonomi di Asia Timur Laut dan Asia Tenggara, khususnya, selamai mengandalkan ekspor sebagai pendorong utama pertumbuhan," kata Moody's.
"Ekspor dari kawasan ini berujung di AS," katanya.
“Dibandingkan dengan tren sebelum pandemi, ekspor barang dan jasa menyamai atau melampaui rata-rata global,” katanya.
Moody's Analytics berpendapat nilai tukar akan tetap menjadi sorotan karena Federal Reserve AS (Fed) memperlambat laju pelonggarannya tahun ini.
“Inflasi yang tinggi dan kebijakan tarif AS mengakibatkan penurunan suku bunga yang lebih sedikit dari yang diperkirakan sebelumnya.
“Hal ini memperkuat dolar AS dan melemahkan mata uang di seluruh Asia-Pasifik,” katanya.