sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Perubahan Iklim Kian Nyata, Hashim Sebut Tanggul Laut Raksasa Harus Segera Dibangun

News editor Tangguh Yudha
05/12/2025 19:01 WIB
Hashim menuturkan, pembangunan tanggul laut bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kenaikan permukaan air laut yang terus meningkat setiap tahun.
Perubahan Iklim Kian Nyata, Hashim Sebut Tanggul Laut Raksasa Harus Segera Dibangun. (Foto Tangguh/IMG)
Perubahan Iklim Kian Nyata, Hashim Sebut Tanggul Laut Raksasa Harus Segera Dibangun. (Foto Tangguh/IMG)

IDXChannel - Utusan Khusus Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo mengingatkan ancaman perubahan iklim semakin hari kian mengkhawatirkan. Sehingga, pembangunan tanggul laut raksasa menjadi langkah mendesak untuk segera dilakukan.

Hashim menuturkan, pembangunan tanggul laut bertujuan untuk melindungi masyarakat dari kenaikan permukaan air laut yang terus meningkat setiap tahun.

"Kita bisa lihat ya di Jakarta Utara dan dampak daripada itu banyak rakyat kita yang dari, ya maaf ya, saya kira yang paling kena dampak negatif adalah rakyat kita dari lapisan bawah. Yang melihat setiap tahun, kalau tidak salah naik 2,5 cm atau 5 cm setiap tahun," ujarnya dalam acara Investing on Climate di Main Hall Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (5/12/2025).

Hashim menyebutkan, dampak perubahan iklim kini semakin parah dan menimbulkan banyak korban, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di negara-negara tetangga. Menurutnya, kondisi pesisir Pulau Jawa menjadi salah satu contoh ancaman yang nyata.

Dia menegaskan, Indonesia harus segera membangun tanggul laut raksasa untuk melindungi sepanjang pesisir utara Pulau Jawa yang padat penduduk.

Hashim juga mengingatkan, tanpa pembangunan infrastruktur besar tersebut, potensi dampaknya bisa sangat luas. Bahkan, ratusan juta jiwa berisiko terdampak jika permukaan laut terus naik tanpa mitigasi serius.

"Kita harus membangun suatu tanggul laut raksasa. Bukan hanya untuk menjaga Teluk Jakarta malah untuk menjaga panti utara seluruh Pulau Jawa. Coba dibayangkan ya, kalau tidak salah, kalau itu tidak dibangun nanti kurang lebih 80 sampai 100 juta jiwa bisa terkena dampak negatif," ujar Hashim.

(Dhera Arizona)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement