Analis Moody’s Analytics, Stefan Angrick, menilai status Jepang sebagai investor terbesar di AS tidak cukup melindungi dari kebijakan tarif Donald Trump. Dia menyebut janji peningkatan investasi belum berhasil menjadi alat tawar yang efektif dalam pembicaraan bilateral.
Sebelumnya, Ishiba menjanjikan peningkatan investasi Jepang di AS hingga USD1 triliun per tahun saat pertemuan dengan Trump di Gedung Putih, Februari 2025. Namun, implementasi janji tersebut belum terlihat signifikan dalam perkembangan perundingan sejauh ini.
Bahkan perundingan AS dengan Jepang masih stagnan. Kini PM Jepang tersebut dalam tekanan untuk terus mempertahankan hubungan dagang strategis di tengah kebijakan proteksionis AS.
(Ibnu Hariyanto)