Sementara itu, tarif 10 persen terhadap mayoritas mitra dagang AS sudah mulai diberlakukan sejak April, dengan Jepang termasuk dalam daftar negara yang ditangguhkan sementara dari tarif tambahan demi memberi ruang diplomasi.
Pemerintah Jepang belum menyerah. Kepala tim negosiasi perdagangan Jepang, Ryosei Akazawa dikabarkan tengah merancang kunjungan kedelapannya ke AS akhir pekan ini dalam upaya terakhir untuk meredam ancaman tarif. Sebelumnya, putaran kelima negosiasi bulan lalu dilaporkan hanya menghasilkan sedikit kemajuan.
Ketegangan dagang ini memperlihatkan tantangan diplomatik yang dihadapi Jepang dalam menyeimbangkan hubungan ekonomi dan politik dengan AS. Di tengah ketidakpastian ini, Jepang harus mempertahankan posisinya sebagai mitra yang konstruktif tanpa mengorbankan sektor-sektor domestik yang strategis seperti pertanian dan otomotif.
Pernyataan Ishiba memperjelas posisi Jepang untuk mempertahankan kepentingan nasionalnya melalui diplomasi dan investasi, bukan konfrontasi. Namun dengan tenggat waktu 9 Juli yang semakin dekat, semua pihak kini menanti apakah diplomasi menit-menit terakhir Akazawa akan cukup untuk mencegah dimulainya babak baru perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia ini.
(Ibnu Hariyanto)