sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Presiden Madagaskar Kabur ke Luar Negeri usai Demo Gen Z dan Upaya Kudeta

News editor Wahyu Dwi Anggoro
14/10/2025 10:39 WIB
Presiden Madagaskar Andry Rajoelina meninggalkan negaranya menyusul pemberontakan militer. Namun, dia tidak mengumumkan pengunduran dirinya.
Presiden Madagaskar Kabur ke Luar Negeri usai Demo Gen Z dan Upaya Kudeta. (Foto: X/@se_rajoelina)
Presiden Madagaskar Kabur ke Luar Negeri usai Demo Gen Z dan Upaya Kudeta. (Foto: X/@se_rajoelina)

IDXChannel - Presiden Madagaskar Andry Rajoelina meninggalkan negaranya menyusul pemberontakan militer. Namun, dia tidak mengumumkan pengunduran dirinya.

Rajoelina telah menghadapi aksi protes anti-pemerintah yang dipimpin oleh Generasi Z selama berminggu-minggu. Akhir pekan lalu, unit militer elit CAPSAT bergabung dalam aksi protes dan menyerukan agar presiden dan menteri-menteri mundur. 

“Saya terpaksa mencari tempat yang aman untuk melindungi hidup saya,” kata Rajoelina dalam pidato yang disebar di media sosial, dilansir dari AP pada (14/10/2025).

Itu adalah komentar publik pertama Rajoelina sejak CAPSAT berbalik melawan pemerintahannya dan bergabung dengan ribuan demonstran yang berunjuk rasa di alun-alun utama di ibu kota, Antananarivo, selama akhir pekan.

Dalam pidatonya, Rajoelina menyerukan dialog untuk menemukan jalan keluar dari krisis politik ini, dan mengatakan konstitusi harus dihormati. 

Ia tidak mengatakan bagaimana ia meninggalkan Madagaskar atau di mana ia berada, tetapi sebuah laporan mengklaim ia diterbangkan keluar dari negara itu dengan pesawat militer Prancis.

Kementerian Luar Negeri Prancis menolak berkomentar mengenai laporan tersebut. Madagaskar adalah bekas koloni Prancis dan Rajoelina dilaporkan memiliki kewarganegaraan Prancis.

Protes anti-pemerintah dimulai pada 25 September karena pemadaman air dan listrik parah, tetapi kemudian berkembang menjadi demonstrasi yang lebih luas terhadap Rajoelina dan pemerintahannya.

Ini adalah krisis politik terbesar di Madagaskar sejak 2009. Saat itu, Rajoelina memimpin negara kepulauan di Samudera Hindia tersebut setelah kudeta militer. (Wahyu Dwi Anggoro)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement