Irhan menilai kenaikan harga bahan pokok yang disebabkan oleh tingginya ongkos logistik inilah yang dikhawatirkan juga bakal memberikan beban bagi masyarakat sebagai konsumen akhir. Perwakilan asosiasi truk ini berharap pemerintah berhati-hati dalam menerapkan kebijakan zero ODOL ini.
"Mereka (pengemudi truk) hanya ingin bertemu dengan 2 pembantu Presiden Prabowo, kedua menteri ini diberikan jabatan. Tapi sampai detik ini tidak menemui kami, kami bisa menyebut keduanya sebagai penjahat bangsat," kata Irham.
"Kami hanya rakyat kecil, yang hanya ingin bisa berdiskusi langsung.
Tolong, Pak AHY, Pak Dudy, temui kami, kebijakan Bapak berimplikasi luas terhadap perekonomian nasional," tambahnya.
Adapun massa aksi menyampaikan beberapa tuntutan, antara lain revisi Undang-Undang Prioritas, perlindungan bagi pengemudi termasuk aspek kesejahteraan, dan penegakan hukum yang tidak hanya menyasar sopir sebagai objek.
Selain itu, tuntutan lainnya mencakup penanganan praktik premanisme dan pungli di lapangan serta permintaan peninjauan ulang terhadap tarif batas atas angkutan barang, yang seluruhnya berjumlah sekitar lima poin.