sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tarif Tinggi Trump Berdampak pada Barang Mitra Dagang Utama AS

News editor Kunthi Fahmar Sandy
08/08/2025 06:05 WIB
AS mulai mengenakan tarif yang lebih tinggi, yaitu 10 persen hingga 50 persen, pada pukul 12.01 EDT (04.01 GMT) setelah berminggu-minggu mengalami ketegangan.
Tarif Tinggi Trump Berdampak pada Barang Mitra Dagang Utama AS (FOTO:Dok Laman Investing)
Tarif Tinggi Trump Berdampak pada Barang Mitra Dagang Utama AS (FOTO:Dok Laman Investing)

IDXChannel - Mitra dagang AS seperti Swiss, Brasil, dan India masih berjuang untuk mendapatkan kesepakatan yang lebih baik ketika tarif impor yang lebih tinggi dari Presiden Donald Trump terhadap puluhan negara mulai berlaku.

Bahkan Trump menaikkan rata-rata bea masuk AS ke level tertinggi dalam satu abad. Dilansir dari laman Investing Jumat (8/8/2025), Badan Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mulai mengenakan tarif yang lebih tinggi, yaitu 10 persen hingga 50 persen, pada pukul 12.01 EDT (04.01 GMT) setelah berminggu-minggu mengalami ketegangan atas tarif akhir Trump dan negosiasi yang alot dengan mitra dagang utama yang berupaya menurunkannya.

Para pemimpin Brasil dan India berjanji untuk tidak terintimidasi oleh posisi tawar Trump, meskipun negosiator mereka berupaya mendapatkan penangguhan tarif tertinggi.

Tarif baru ini akan menguji strategi Trump untuk mengurangi defisit perdagangan AS tanpa menyebabkan gangguan besar pada rantai pasokan global atau memicu inflasi yang lebih tinggi dan pembalasan keras dari mitra dagang.

Setelah mengumumkan tarif Hari Pembebasan pada bulan April, Trump telah berulang kali memodifikasi rencananya, dengan mengenakan tarif yang jauh lebih tinggi pada impor dari beberapa negara, termasuk 50 persen untuk barang dari Brasil, 39 persen dari Swiss, 35 persen dari Kanada, dan 25 persen dari India.

Pada hari Rabu, ia mengumumkan tarif terpisah sebesar 25 persen untuk barang-barang India, yang akan diberlakukan dalam 21 hari, atas pembelian minyak Rusia oleh India.

"TARIF TIMBAL BALIK BERLAKU TENGAH MALAM INI!" kata Trump di Truth Social tepat sebelum batas waktu. 

Tarif pada akhirnya dibayarkan oleh perusahaan yang mengimpor barang dan konsumen produk akhir. Delapan mitra dagang utama yang mewakili sekitar 40 persen arus perdagangan AS telah mencapai kesepakatan kerangka kerja untuk konsesi perdagangan dan investasi kepada Trump, termasuk Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan, dengan menurunkan tarif dasar mereka menjadi 15 persen.

Inggris memenangkan tarif 10 persen, sementara Vietnam, Indonesia, Pakistan, dan Filipina berhasil menurunkan tarif menjadi 19 persen atau 20 persen.

"Bagi negara-negara tersebut, ini bukan kabar buruk," kata William Reinsch, seorang peneliti senior dan pakar perdagangan di Center for Strategic and International Studies di Washington.

"Akan ada penataan ulang rantai pasokan. Akan ada keseimbangan baru. Harga di sini akan naik, tetapi akan membutuhkan waktu untuk terlihat secara signifikan," kata Reinsch. Negara-negara dengan bea masuk yang sangat tinggi, seperti India dan Kanada, akan terus berjuang untuk memperbaiki hal ini.

Pemerintah Swiss juga akan mengadakan pertemuan darurat pada hari Kamis untuk memutuskan langkah selanjutnya setelah Presiden Karin Keller-Sutter pulang dengan tangan hampa setelah perjalanan mendadak ke Washington yang bertujuan menghindari tarif impor AS yang memberatkan atas barang-barang Swiss.

Upaya Afrika Selatan di menit-menit terakhir untuk meningkatkan tawarannya dengan imbalan tarif yang lebih rendah juga gagal. "Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa melakukan panggilan telepon dengan Trump pada hari Rabu dan tim negosiasi perdagangan kedua negara akan mengadakan pembicaraan lebih lanjut," kata kantor Ramaphosa

Sementara itu, Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva mengatakan bahwa ia tidak akan mempermalukan dirinya sendiri dengan menelepon Trump, meskipun ia mengatakan bahwa pemerintahannya akan melanjutkan perundingan tingkat kabinet untuk menurunkan tarif 50 persen atas ekspor Brasil ke AS.

Perdana Menteri India Narendra Modi juga bersikap menantang, dengan mengatakan bahwa ia tidak akan mengorbankan kepentingan petani negaranya setelah Trump memberlakukan tarif 50 persen atas barang-barang India.

Perintah Trump telah menetapkan bahwa barang apa pun yang dipastikan telah diangkut dari negara ketiga untuk menghindari tarif AS yang lebih tinggi akan dikenakan bea masuk tambahan sebesar 40 persen, tetapi pemerintahannya belum merilis detail lebih lanjut tentang bagaimana barang-barang ini akan diidentifikasi atau ketentuan tersebut akan diberlakukan.

(kunthi fahmar sandy)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement