Begitu menang pemilu, Hamas langsung diisolasi Israel. Setahun kemudian Jalur Gaza diblokade, setelah Fatah yang menjadi "sangat Hamas" terusir dari Gaza, dan kemudian memusatkan kekuasaan di Tepi Barat.
Blokade itu memaksa Hamas mencari cara untuk menunjukkan kepada warga Gaza bahwa mereka mampu memerintah Gaza. Bawah tanah pun menjadi pilihan. Sejak itu terowongan bawah tanah dibangun besar-besaran di Gaza.
Gaza pun lambat laun bisa membangun diri. Hamas menjadi kian populer, sampai Tepi Barat. Mereka dinilai efektif menjalankan pemerintahan Palestina di Gaza.
Perkembangan ini mencemaskan Israel karena Hamas yang berhasil membangun Gaza adalah ancaman bagi mereka. Israel juga tak mau "rumput di halaman depannya kian tinggi dan merambat liar ke mana-mana".
Untuk itulah, secara berkala Israel melancarkan operasi militer di Gaza bagai ritual "memotong rumput".