Data lain menunjukkan umlah pernikahan turun 6% menjadi 474.717 tahun lalu, hal ini menurut pihak berwenang merupakan alasan utama menurunnya angka kelahiran. .
Hayashi menyebut ketidakstabilan ekonomi, kesulitan dalam menyeimbangkan pekerjaan dan mengasuh anak, serta faktor kompleks lainnya sebagai alasan utamakaum muda enggan menikah atau membesarkan anak.
Parlemen Jepang baru-baru ini menyetujui revisi undang-undang yang dirancang untuk meningkatkan dukungan keuangan bagi orang tua yang memiliki anak, serta memperluas akses layanan penitipan anak dan cuti orang tua.
Para ahli mengatakan undang-undang terbaru ini hanya fokus kepada pasangan menikah yang berencana atau sudah memiliki anak, dan tidak mengatasi semakin banyaknya generasi muda yang enggan menikah.
“Langkah-langkah ekonomi sederhana seperti peningkatan subsidi tidak akan menyelesaikan masalah serius penurunan angka kelahiran,” kata Takahide Kiuchi, ekonom eksekutif di Nomura Research Institute.