"Intervensi ini dengan segala macam indikator yang baik. Intervensi inilah yang kemudian dicabut, sebagai gantinya kita tetap harus waspada, terhadap kerawanan penularan karena pandemi belum tuntas di tingkat," imbuhnya.
Selain itu, kata Tito, masyarakat masih dihimbau untuk menggunakan masker di tempat tertutup, tranportasi publik dan bagi yang mengalami gangguan akibat covid-19.
"Memang ada beberapa protokol kesehatan yang tetap kita dorong atau imbau atau kita ajak masyarakat terutama pemakaian masker lebih khusus di tempat-tempat tertutup. Di publik transportasi dan juga kepada anggota masyarakat yang mengalami symptom atau gejala ganggauan pernapasan, seperti batuk, pilek dan lain-lain," ungkapnya.
Pemerintah, lanjut Tito, ingin penggunaan masker menjadi kebiasaan baru bagi masyarakat. Dan perlunya kesadaran jika sudah didapati gejala covid-19.
"Kita selama dua tahun lebih menggunakan masker ini, kita berusaha mengkapitalisasi memanfaatkan kebiasaan penggunaan masker juga membuat kebiasaan baru, habit baru. Seperti negara-negara maju, negara Jepang isalnya kalau anggota masyarakatnya ada yang kena gejala gangguan penapasan , batuk pilek, mereka secara sadar memakai masker agar tidak menulari orang lain," tutup Tito. (RRD)