Yang kedua, lanjut Wapres, kurikulum pendidikan vokasi yang disusun BLK harus dapat menjawab kebutuhan industri saat ini untuk membangun link and match ketenagakerjaan.
“BLK dapat menyegarkan keterampilan pekerja yang sudah tidak relevan dengan kebutuhan industri. Sistem pendidikan vokasi seperti inilah yang dibutuhkan di era disrupsi digital saat ini,” ucap Ma'ruf
Wapres juga mengapresiasi keunikan BLK yang hadir di dalam lembaga pendidikan seperti di Pesantren Lirboyo, Kediri.
“Model ini unik karena calon pekerja akan berhadapan langsung dengan pembelajaran melalui inkubator-inkubator bisnis yang dibentuk di komunitas masing-masing,” tutur Ma'ruf.
Di samping itu, Wapres juga meminta seluruh BLK Komunitas di tanah air berfungsi efektif sehingga kompetensi, produktivitas, kemandirian, dan daya saing pekerja Indonesia semakin tinggi, serta sesuai dengan kebutuhan pasar dan industri. Selain itu, ia menambahkan BLK diharapkan dapat membantu para peserta didik untuk memahami dan memiliki keahlian apa saja yang dibutuhkan dunia kerja saat ini dan masa depan.